Perbedaan Sistem Budidaya Hidroponik dan Akuaponik

 Selama ini kita sudah sering membahas juga bahwa ada beberapa persamaan dari sistem budidaya hidroponik dan akuaponik. Bahkan, sistem budidaya akuaponik merupakan kombinasi antara sistem budidaya hidroponik dan aquaculture. Bagi anda yang gemar bercocok tanam tentu sudah tak asing lagi mendengar istilah hidroponik ataupun akuaponik. Namun, tahukah anda dimana letak perbedaan kedua teknik ini? Lebih lanjut akan kita bahas dalam pembahasan kali ini!

HIDROPONIK

Pertama kali kita akan membahas tentang apa yang dimaksud dengan hidroponik? Hidroponik berasal dari bahasa latin: hydro dan phonos. Hydro berarti air, sedangkan phonos berarti kerja. Secara pengertian sederhana, hidroponik berarti air yang bekerja. Namun secara ilmiah dan lebih kompleks yang berkaitan dengan cocok tanam, hidroponik adalah salah satu cara melakukan kegiatan pertanian yang menggunakan air sebagai media menggantikan tanah.

Cara kerja dari hidroponik yaitu berbagai macam nutrisi yang berisi berbagai unsur hara mineral yang biasa tanaman dapat dari tanah ke dalam air akan dilarutkan sebagai media bertani. Air tersebut nantinya akan dialirkan ke media lainnya, seperti pasir, pecahan batu bata, arang sekam, spons, kerikil, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam pemilihan media tersebut adalah media tidak mengandung zat beracun bagi tanaman dan dapat menyalurkan air, oksigen, serta zat hara lainnya ke tanaman.

Metode hidroponik bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman, seperti: sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, herba dan foliage. Berikut contoh tanaman yang sudah teruji berhasil diproduksi dengan cara menanam hidroponik: salad, kubis, tomat, sawi, kacang, timun, mawar, anggrek, palem, paku, mint, pisang, dan sebagainya.

AKUAPONIK

Akuaponik adalah metode bertanam yang memungkinkan petani tidak hanya memproduksi tanaman, namun juga beternak ikan. Metode yang satu ini mengkombinasikan antara metode hidroponik dengan metode budidaya hewan air. Metode menanam yang satu ini unik dan masih jarang terlihat digunakan.

Akuaponik terbilang sangat efisien karena petani bisa memproduksi ikan dan tanaman secara bersamaan. Antara ikan dan tanamanpun saling menguntungkan satu sama lain. Penjabarannya yaitu sebagai berikut: dimulai dari ikan, hewan yang hidup di air ini menghasilkan kotoran. Kotoran tersebut mengandung nitrat dan amonia yang bersifat racun bagi ikan sehingga berbahaya. Di sisi lain, zat-zat yang terkandung dalam kotoran ikan sangat berguna bagi kelangsungan hidup tanaman. Di sinilah simbiosis mutualisme dari tanaman dan ikan terjadi. Tanaman mendapat nutrisi dari kotoran ikan, ikan mendapat air bersih yang zat berbahayanya sudah diserap tanaman.

PERBEDAAN HIDROPONIK DAN AKUAPONIK

Pada prinsipnya, hidroponik dan akuaponik memiliki sistem tanam yang serupa, yakni menanam tanpa tanah dan nutrisi diberikan melalui media air. Namun ada beberapa hal yang membedakan kedua teknik ini, diantaranya:

a. Hidroponik merupakan sistem menanam tumbuhan dengan nutrisi yang dibuat dan diberikan secara terpisah, dan disampaikan melalui air, sedangkan akuaponik menggabungkan sistem yang sama yang dari hidroponik dengan sistem pemeliharaan ikan, atau aquaculture. Akuaponik memanfaatkan kotoran yang dikeluarkan ikan, dan diurai dan diubah oleh beberapa jenis bakteri melalui proses nitrifikasi, untuk menjadi nutrisi bagi tanamannya. Tetapi, perlu dicatat bahwa ada sedikitnya 3 unsur yang tidak dapat dipenuhi oleh kotoran ikan saja, meskipun diberi makanan ikan yang paling sehat sekalipun. Secara teoritis, akuaponik lebih menguntungkan.

b. Pada aquaponik ada 4 jenis spesies yang perlu dijaga kestabilannya, yakni tanaman, ikan, serta minimum 2 bakteri yang berbeda. Sedangkan hidroponik hanya perlu memperhatikan tanamannya saja. Dan masing-masing spesies tersebut menuntut pH optimal yang berbeda! Oleh karena itu, tingkat komplesitas akuaponik menjadi jauh lebih tinggi.

c. Teknik hidroponik mampu mempercepat pertumbuhan tanaman dengan cara ‘memaksa’ nutrisi setinggi mungkin, sehingga hasilnya lebih optimal dalam waktu yang secepat-cepatnya. Selain itu, di hidroponik, jumlah kepekatan bisa diatur untuk disesuaikan dengan yang optimum untuk umur sang tanaman. Itu tidak bisa dilakukan di akuaponik, karena paradigma akuaponik justru menjaga keseimbangan. Sedapat mungkin seluruh sistem dijaga untuk tetap stabil dan tidak berubah.

d. Hidroponik mempunyai paradigma steril, segala sesuatu diusahakan steril, termasuk media tanamnya, bahkan tidak jarang, media tanam yang bisa dipakai ulang seperti hydroton, disterilisasi dengan peroksida contohnya, sebelum dipakai ulang. Akuaponik tidak bisa melakukan hal yang sama, karena akuaponik sangat bergantung kepada bakteri-bakteri berharganya. Oleh karena itu, jauh lebih mudah bagi pelaku hidroponik untuk menjaga tanamannya dari masalah mikroorganisma daripada pelaku akuaponik. Demikian juga dalam menghadapi hama dan penyakit, pengusaha hidroponik hanya perlu mempertimbangkan tindakan yang dilakukan terhadap satu spesies, yaitu tanaman itu sendiri. Sedangkan akuaponik perlu mempertimbangkan dampaknya ke ikan dan bakteri-bakteri yang dibutuhkannya.

e. Hidroponik juga mempunyai range yang cukup besar, karena harus memperhatikan satu spesies saja. Sedangkan akuaponik harus selalu mencari yang paling optimum untuk seimbang dari spesies-spesies yang ada, oleh karena itu akuaponik lebih menuntut ketelitian dan ketelatenan. Risiko kegagalan jauh lebih besar di akuaponik.

Kesimpulannya, meskipun kedua teknik ini terlihat serupa, namun proses treatmentnya berbeda. Pada prinsipnya, di hidroponik khusus memperhatikan tanaman saja, dijaga steril dan dibuat keadaan yang paling optimum untuk pertumbuhannya, sehingga mencapai hasil yang paling maksimal. Di akuaponik, dibutuhkan keseimbangan berbagai spesies, minimal empat, tanaman, ikan, dan minimum dua jenis bakteri (bisa lebih) yang tuntutannya berbeda-beda, sehingga di akuaponik yang dikejar bukan maksimal (terlebih-lebih di tumbuhannya) tetapi lebih ke optimal. Akuaponik mungkin lebih “menguntungkan” secara finansial, kalau berhasil dilakukan dengan benar, tetapi juga menuntut kompleksitas yang jauh lebih tinggi, dan resiko yang lebih tinggi, sehingga biaya bisa menjadi lebih tinggi, dan keuntungan belum tentu menjadi lebih baik.

Referensi :

http://majalahasri.com/apa-bedanya-hidroponik-dan-aquaponik/ diakses pada 3 September 2020.

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/perbedaan-sistem-tanam-hidroponik-dan-akuaponik-40 diakses pada 3 September 2020.

https://tanamania.com/pengertian-hidroponik/#z diakses pada 3 September 2020.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akuaponik: Apa itu Siklus Nitrogen Dan Bakteri Starter?

STRATEGI PEMASARAN STP PADA PRODUK BUDIDAYA AKUAPONIK

[BISquad TEAM PAMIT]